UP DATE SUBANINDRO
About Us



Want to be like you who have the spirit to master the internet from a slightly
 

Thursday, April 21, 2022

3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

PROGRAM CERIA Cerita Anak

 

Oleh: Subanindro, M.Pd.

Calon Guru Penggerak Angkatan 3 Kota Banjarbaru


Pengantar Singkat

Dalam modul 3.3 kami mengetengahkan aksi nyata bernama Program CERIA Cerita Anak sebagai tindak lanjut dari program sebelumnya dalam rangkaian kegiatan literasi (membaca hening) di sekolah. Aksi Nyata ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan budaya literasi kepada anak sejak dini serta menerapkan budaya positif yang akan mengasah rasa percaya diri, sikap terbuka dan komunikatif agar dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.  Berikut disampaikan artikel refleksi dalam kerangak 4P (4F) sebagai berikut:


Peristiwa (Fact)

Latar belakang tentang situasi yang dihadapi:

Berdasarkan pengalaman lapangan sebagai guru kelas dan di sekolah, terdapat kegiatan yang selama ini berjalan yaitu kegiatan membaca hening sebelum pembelajaran pertama dimulai. Membaca hening dilakukan masing-masing anak di depan kelas dengan membaca dalam hati terhadap buku yang diminati selain buku mata pelajaran.  Kegiatan ini rutin dilakukan sebelum adanya pandemi covid-19. Kemudian dilanjutkan setelah adaya pertemuan tatap muka terbatas di sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membudayakan literasi sejak dini anak-anak. Hanya saja, tindak lanjut adanya kegiatan ini yang belum optimal dilakukan di sekolah. Misalnya bagaimana anak-anak dilatihkan bagaimana cara mengkomunikasikan terhadap buku yang dibacanya. Artinya literasi yang berlanjut sampai tahap menyampaikan sesuatu terhadap apa yang telah didapatkan dari hasil membaca selama ini belum sepenuhnya dioptimalkan. Padahal kemampuan abad 21 dari sisi kompetensi komunikasi sangat dibutuhkan bagi generasi mendatang perlu disiapkan. Demikian juga kepercayaan diri anak juga sangat penting ditumbuhkan agar anak-anak kedepan dapat mempresentasikan buah pikirannya dengan baik. Kalau dari sisi bahan-bahan yang dibaca sebetulnya tidak harus dilakukan di sekolah, cukup disiapkan dari rumah. Pada saat di sekolah anak-anak tinggal siap mempresentasikan atau menceritakan terhadap hasil yang dibacanya. Bagi anak-anak yang belum bisa membaca dapat diberikan bantuan orang tuanya sebagai bahan cerita yang hendak disampaikan di sekolah. Bagi anak-anak yang belum bisa membaca dapat menampilkan hasil gambarnya yang ditunjukkan didepan kelas juga menjadi pilihan. Adapun dari sisi durasi, masih tetap saja yaitu sekitar 10-15 menit. Bagi yang membaca dari rumah, sintesisnya dapat ditulis dalam selembar kertas yang terlukis indah, kemudian ditampilkan dalam kelas dalam bentuk pohon baca agar terlihat perkembangan daya literasinya. Selain itu, tema cerita yang diangkat disesuaikan dengan kegemaran anak masing-masing. Oleh karena itu, kegiatan yang dapat mengakomodasi dan meningkatkan kompetensi-kompetensi yang diinginkan yaitu dapat dikemas bernama CERIA Cerita Anak.

 

Yang dilakukan pada Aksi Nyata, serta alasan mengapa melaksanakan Aksi tersebut:

Berkaitan dengan aksi nyata dalam kegiatan/program CERIA cerita anak langkah-langkah yang perlu dilakukan secara optimal yaitu merefleksikan terhadap program membaca hening, kemudian meminta pendapat dari kepala sekolah, rekan guru, dan murid-murid agar program dapat berjalan dengan lancar.




Guru Kelas (Subanindro, M.Pd.) meminta masukan kepada rekan guru sejawat dalam Program CERIA Cerita Anak

 


Rekan guru sejawat (Jamal Wahyudi, S.Pd.) memberikan masukan untuk perbaikan Program CERIA Cerita Anak





Bapak Kepala Sekolah (H. Muhammad Hasbi, S.Pd.) memberika masukan perbaikan Program CERIA Cerita Anak


Setelah dipersiapkan secara matang kemudian mempraktikkan secara nyata. Pada tanggal 30 dan 31 Maret 2022 para murid membuat jadwal tampil. 




Guru Kelas (Subanindro, M.Pd.) memfasilitasi pembuatan jadwal tampil dalam program CERIA Cerita Anak



Kemudian pada tanggal 1 April 2022 kegiatan mulai berjalan. Bagi yang terkena giliran pertama maka menjadi pencerita dalam kegiatan/Program CERIA Cerita Anak sementara teman-teman yang lain mendengarkan secara seksama. 


Murid (Anggun) yang terpilih urutan pertama tampil dalam Program CERIA Cerita Anak



Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan:

Hasilnya dalam kategori sangat baik. Hal ini sudah dapat dijalankan. Penampil pertama sudah membawakan cerita dengan sangat baik. Penampil pertama sudah membacakan cerita, hanya saja masih perlu bantuan bacaan saat penampilan. Kemudian masih terlihat malu-malu, kadang-kadang wajahnya sesekali ditutupi dengan bacaan yang dibawanya. Namun demikian, keberanian sudah ada sehingga dapat menjadi contoh bagi yang lainnya agar dapat tampil sesuai jadwal yang mereka tentukan.

Setelah tampilan pertama dilaksanakan, para murid memberikan tanggapan bahwa acara sangat layak untuk dilanjutkan. Hal ini dibuktikan antusiasme murid sebagai bentuk dukungan yang nyata. 



Para murid kelas IV-B antusias sebagai dukungan program CERIA Cerita Anak dapat dilanjutkan dengan semangat


Perasaan (Feeling)

Perasaan ketika atau setelah menjalankan ketiga Aksi Nyata:

Perasaan saya sangat senang karena telah berhasil menyempurnakan kegiatan literasi yang ada di kelas dalam bentuk program CERIA Cerita anak. Keberhasilan ini tentu mendorong saya untuk terus mencari cara agar murid-murid dapat semangat dalam mempersiapkan bahan-bahan bacaan yang mereka siapkan dari rumah. Semangat ini dapat ditunjukkan dengan upaya mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk video agar menjadi bahan tayangan yang menginspirasi khalayak dunia pendidikan.

 

Pembelajaran (Finding)

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan Aksi ( baik dari kegagalan maupun keberhasilan)

Pembelajaran yang didapat dalam program CERIA Cerita Anak adalah adanya kesadaran para murid untuk menyiapkan bahan cerita dari rumah yang penuh antusias. Hal ini misalnya penampil pertama telah menyampaikan kisah-kisah islami, kemudian animo para murid yang akan membawakan bahan cerita yang berbeda satu sama lain. Kemudian peran orang tua wali yang peduli terhadap anak-anaknya. Mereka semua juga membantu agar anak-anaknya mendapatkan bahan bacaan yang inspiratif, tidak saja berguna bagi anak-anaknya tetapi juga dapat dibagikan kepada anak-anak yang lain di kelas. Ternyata dengan pelibatan dan komunikasi yang baik akan menghasilkan program dengan baik.

 

Penerapan ke Depan (Future)

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa Mendatang

Setelah libur Ramadhan 1443 H usai, program CERIA Cerita Anak dapat dipraktikkan kembali. Apa-apa yang telah dipraktikkan selama ini oleh para murid, saya sebagai pendidik terus berupaa mengapresiasi hasil usaha mereka untuk selalu maju dan berkembang, memberikan do’a terbaik untuk mereka agar mereka mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya. Bila ada yang kurang-kurang dalam penampilan itu adalah hal yang alami dan terus berupaya meningkatkan kualitasnya dengan banyak latihan dan pengalaman pertama, kedua, dan ketiga dan seterusnya pasti akan menentukan perbaikan kualitas penampilan.

 

Penutup

Semoga apa yang kami laksanakan dapat memberikan pengaruh yang positif dan memberikan inspirasi kepada kita semua untuk membersamai progam yang berdampak pada murid. Dengan sepenuh jiwa dan hati yang tulus diyakini dapat memberikan kontribusi nyata untuk pendidikan yang lebih baik. Dengan refleksi berkelanjutan akan didapatkan hasil yang terbaik. Aamiin.





Read more “3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid”  »»

Saturday, February 19, 2022

3.1.a.9. Koneksi Antarmateri-Subanindro

·         Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Bagi seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki filosofi Pratap Triloka maka akan mengambil keputusan dengan penuh tanggungjawab dan berpihak pada murid seperti yang ditegaskan Ki Hadjar Dewantara. Maka seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mempraktekkan ing ngarso sung tulodo, yang artinya ketika didepan memberikan suri tauladan, ing madya mangun karso yang artinya ketika ditengah membangun cita-cita dan semangat, tut wuri handayani yang artinya ketika dibelakang mendukungnya dan mengarahkannya. Dengan pandangan seperti inilah seorang pemimpin pembelajaran semakin mantap dalam pengambilan keputusan dengan penuh tanggungjawab dan memanusiakan manusia demi kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya.

 

·         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang telah tertanam dalam diri kita secara otomatis akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai kebajikan universal yang telah tertanam kuat dalam diri kita akan cenderung membawa alam pikiran atau pola pikir ke dalam tiga hal: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Berpikir Berbasis Hasil Akhir misalnya “saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang”. Berpikir Berbasis Peraturan misalnya “ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan”. Berpikir Berbasis Rasa Peduli misalnya “memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang Anda harapkan orang lain lakukan terhadap Anda”. Inilah pengaruh nyata dari nilai-nilai yang ada daam diri kemudian sampai pada bagaimana pengambilan keputusan diambil.

 

·         Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Dalam ilmu coaching, coachee dipandu untuk mengambil keputusan sendiri terhadap permasalahan yang dihadapi. Caoch hanya membantu bagaimana coachee berpikir terhadap permasalahan dengan jelas, ternyata kalau coachee mampu merefleksikan diri dengan baik maka akan terbuka solusi-solusi terbaik. Pada hakikatnya coachee dapat dengan sendiri menemukan solusi yang jitu. Misalnya saat menghadapi permasalahan di lapangan, pendamping atau fasilitator memberikan garis-garis besar terhadap diri kita sebagai pemimpin pembelajaran, agar pengambilan keputusan dapat dilakukan setelah melalui pertimbangan-pertimbangan matang sebagaimana 9 langah pengambilan dan pengujian keputusan.

 

·         Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dengan kemampuan pengelolaan sosial dan emosional yang dimiliki guru tentu akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Dengan keterampilan sosial seperti keterampilan berelasi yang matang akan memudahkan cara berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana kemampuan berempati juga dapat memudahkkan cara pengambilan keputusan. Dengan ketenangan dan kesadaran penuh (mindfullness) akan membantu dalam pengambilan keputusan. Demikian juga kesadaran diri, nilai penalaran dalam diri juga membantu bagaimana keputusan diambil dengan kepercayaan,  tanggungjawab dan berani.

 

·         Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Nilai-nilai yang telah dipercaya dan dianut oleh seorang pendidik akan digunakan saat dalam pembahasan studi kasus terutama yang berfokus pada masalah moral dan etika. Hal ini benar adanya. Sebab seorang pendidik tentu sudah selesai dengan moral dan etika sebelum memberikan solusi moral dan etika kepada orang lain. Pada saat membahas studi kasuspun ia akan gunakan nilai-nilai yang dianutnya untuk ditransferkan kepada orang lain termask kepada muridnya sendiri. Sedari dulu kita ingat, sifat dasar dari pendidik yaitu mewariskan ilmu dan nilai kepada peserta didiknya.

 

·         Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Bila pengambilan keputusan sudah setepat-tepatnya maka akan membawa implikasi atau dampak yang positif terhadap lingkungan, orang lain, peserta didik, diri sendiri, keluargan, masyarakat sekitar. Lingkungan akan menjadi positif, kondusif, aman dan nyaman karena keputusan yang diambil sudah setepat-tepatnya melalui pertimbangan dan kajian yang mendalam dan matang. Kita juga ingat bahwa semakin tajam analisa dan kajian terhadap situasi permasalahan terutama yang menyangkut dilema etika akan ada jalan moderat  yang berdampak pada kebaikan orang banyak. Singkatnya dengan pengambilan keputusan yang terbaik akan memberikan suasana sakinah atau ketenangan kepada pengambil keputusan dan lingkungannya.

 

·         Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Benar bahwa paradigma baru pengambilan keputusan yang berpihak pada murid pada awalnya akan menemui sedikit kesulitan, tetapi seiring dengan perubahan paradigma dimana ada  para penganjurnya, maka kesulitan-kesulitan itu akan ada solusinya. Apa yang pernah kita alami yaitu dilema etika dalam kasus nyata, akhirnya dapat terselesaikan. Orang tua  wali pun menjadi tenang kembali. Artinya pelajaran yang sangat penting disini adalah lingkungan kita akan berubah paradigmanya manakala kita pun sudah mengikuti paradigma baru yang berpihak pada murid, penumbuhan budi pekerti murid sejalan dengan solusi-solusi nila-nilai kebaikan yang dibawakan oleh seorang pendidik yang telah berparadigma berpihak pada murid.

 

·         Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Sangat berpengaruh pada upaya memerdekakan murid-murid kita dengan adanya pengambilan keputusan yang setepat-tepatnya. Kita ingat selalu bahwa murid-murid kita juga akan mencontoh pola pikir dan pola sikap gurunya (pendidik). Sejauh mana pengambilan keputusan dapat dirasakan manfaatnya bilamana penalaran murid-murid kita sudah beranjak dewasa. Hikmah itu letaknya paling akhir, tetapi penalaran itu dapat dijangkau oleh murid-murid kita meskipun masih sederhana tarafnya. Oleh karena itu, sebagai pendidik yang tercerahkan akan selalu mencerahkan murid-muridnya, berpihak pada murid dan memerdekakan murid-murid kita untuk terus berkembang menuju cita-cita tertingginya.

 

·         Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang telah tertanam ilmu pengambilan keputusan yang setepat-tepatnya berdasarkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, maka diyakini akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Karena apa yang dilakukan guru itu akan punya atsar (pengaruh) dalam hidup murid-muridnya. Apa yang disampaikan oleh gurunya akan terpatri dalam sanubari murid-muridnya. Apa yang diputuskan gurunya akan membawa implikasi kepada kematangan pribadi murid-muridnya. Apa yang ditanam gurunya seperti kebaikan-kebaikan, maka panennya (hasil akhir) dapat bersiklus baik, sebagai bagian amal jariyyah bagi gurunya. Murid-murid akan meneruskan kebaikan-kebaikan.

 

·         Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan dari modul pembelajaran 3.1 ini dalam rangka mempersiapkan pemimpin pembelajaran yang dalam pengambilan keputusan kini dan kedepannya untuk melalui pertimbangan, analisa yang matang dengan mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dasar-dasar penggunaaan 9 langkah tersebut, ternyata tetap menggunakan ilmu-ilmu dalam modul-modul sebelumnya, misalnya nilai-nilai universal yang harus tertanam terlebih dahulu dalam diri pengambil keputusan. Pengambil keputusan harus dilakukan dalam suasana yang berkesadaran penuh (mindfullness) ada pada modul sebelumnya (modul 2). Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab dan berpihak pada murid tentu ada pada jiwa yang memiliki pratap triloka Ki Hadjar Dewantara (modul 1). Dan semua modul menjadi bagian inti dari keseluruhan pemimpin pembelajaran kini dan mendatang. Kalau boleh dikatakan mantap sekali upaya yang ditanamkan kepada para pendidik yang mengikuti riwayat pembelajaran sebagai calon guru penggerak dan guru penggerak nantinya. Aamiin.

Read more “3.1.a.9. Koneksi Antarmateri-Subanindro”  »»

Friday, December 10, 2021

Aksi Nyata Budaya Positif di Kelas kami

Oleh: Subanindro, M.Pd. 


Budaya positif dapat diwujudkan di kelas. Saya sebagai guru mempraktikkan langsung bersama murid-murid dalam kelas. Kami sudah menerapkan di kelas IV-B SDN Loktabat Selatan Tahun Pelajaran 2021-2022. Sebetulnya sebelum mendapatkan ilmu dari LMS Pendidikan Guru Penggerak pun, saya telah menerapkan budaya positif. Kami menggunakan istilah adab belajar dalam kelas. Dengan pendekatan adab belajar ternyata lebih efektif untuk mengontrol dan mengelola kelas. Sebetulnya maknanya sama saja antara adab belajar dalam kelas dan budaya positif. Untuk mengakomodasi publik yang lebih luas, maka istilah budaya positif, sifatnya lebih umum, yang mungkin dapat diterima oleh semua pihak dan lebih familiar. Karena itu, selanjutnya kami mencoba menggunakan istilah budaya positif. Hingga saat ini di kelas IV-B SDN 2 Loktabat Selatan sudah menerapkan budaya positif. Budaya positif yang diterapkan di kelas berangkat dari keyakinan kelas. Keyakinan kelas berangkat dari kesepakatan kelas. Jadi, keyakinan kelas yang sudah tertanam hari-hari dalam kelas mewujud menjadi budaya positif dalam kelas. 

Berdasarkan pengalaman selama ini, pembelajaran yang kondusif dalam kelas ternyata diidamkan oleh guru dan murid. Dengan situasi yang nyaman dan membahagiakan maka guru dan murid lebih betah dalam kelas. Murid dapat dikelola dan dikontrol oleh gurunya tapi dalam suasana kemitraan dan kekeluargaan/persahabatan. Hubungan yang terjadi antara guru dan murid tampak harmonis. Tidak kesulitan bagi guru yang ingin memfasilitasi pembelajaran dalam kelas. Karena murid-murid sudah tertanam budaya positif. Budaya positif yang dapat dikembangkan misalnya setiap murid saling menjaga keamanan. Dengan suasana aman maka tidak ada perkelaian di antara murid. Artinya masing-masing murid tidak ada yang berbuat dharar untuk diri sendiri dan orang lain. Masing-masing saling menjaga diri untuk suasana yang aman. 

Kemudian budaya positif yang diterapkan misalnya setiap murid saling menjaga ketertiban. Artinya setiap murid dalam kelas menjaga suasana tidak gaduh. Suasana kelas tidak berantakan. Meja kursi teratur rapi sesuai formasi yang ditentukan sebelumnya. Dalam diskusi kelompok memang terasa ramai tapi asalkan tertib maka sudah suasana kelas masih terkategori rapi dan terkendali. Suara “celometan” berbicara yang kurang berfaidah terminimalisir. Dengan begitu, suasana dialogis antara guru dan murid tidak perlu keras-kerasan suara. Dengan nada yang datar saja, guru dan murid dapat mendengarkan maksud apa yang dibicarakan. Inilah yang dikehendaki oleh para guru dan murid. Suasana yang demikian akan membuat guru dan murid semakin betah didalamnya. 

Selanjutnya budaya positif yang diterapkan adalah setiap murid saling menjaga kebersihan. Dengan suasana bersih maka lingkungan menjadi lebih tampak rapi. Alat-alat dan bahan-bahan dalam kelas tertata rapi yang justru menjadikan ikon kelas yang bersih. Dengan kebersihan yang membudaya, maka setiap murid akan segan untuk berbuat jelek seperti membuang sampah yang tidak pada tempatnya. Setiap murid akan berusaha menjaga kelasnya untuk tetap bersih dan rapi. Saat makan di kelas, kebersihan tetap terjaga. Karena setiap murid sudah sadar akan pentingnya kebersihan. Tanpa perlu ditegur begitu rupa oleh guru, setiap murid satu sama lain telah berusaha untuk saling mengingatkan. Pengalaman kebersihan yang demikian pasti akan terbawa nanti saat di situasi yang lain sekalipun, di rumah atau di masyarakat. 

Budaya positif selanjutnya yang diterapkan misalnya setiap siswa saling menjaga adab dalam belajar. Sebetulnya inilah esensi yang dapat dibiasakan dalam kelas manapun dan kapanpun. Sebab dengan adab belajar maka suasana otomatis dengan pendekatan pemikiran dan perasaan, kesadaran yang menyatu dalam pikiran dan tindakan. Setiap murid melakukan sesuatu karena berasal dari pemahaman yang benar. Menjadi murid yang baik yang seperti apa, maka setiap murid sudah sadar dan memilikinya. Tanpa harus bersusah payah untuk menegakkannya. Karena pendekatan yang disentuh menggunakan keimanan atau keikhlasan yang berdasarkan kesadaran (al wa’yu). 

Terakhir budaya positif yang diterapkan adalah setiap murid saling menghargai. Kondisi ini sangat terlihat dalam diskusi kelompok murid. Perwakilan kelompok yang satu maju dan presentasi, maka kelompok yang lain mendengarkan dengan aktif. Saat giliran menanggapi kelompok yang presentasi, maka menaggapinya dalam suasana yang positif, saling menghargai antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya, antara individu dalam internal kelompok juga saling menghargai dan menghormati. Misalnya dalam pembuatan puisi dalam kelompok, bila masing-masing anggota kelompok rukun dan saling menghargai dan tidak bertengkar, maka puisi hasil kelompok akan cepat selesai dibuat. Kuncinya ada pada saling menghargai. Begitu juga untuk aktivitas-aktivitas belajar yang lain, akan menjadi lebih mudah dan terlaksana karena berkat saling menghargai dengan sesamanya.

Itulah pengalaman penerapan budaya positif di kelas kami, kelas IV-B SDN 2 Loktabat Selatan. Semoga pengalaman ini dapat bermanfaat dan dikembangkan terus menerus menjadi kelas yang mudah dicontoh dan layak dicontoh. Aamiin.

Read more “Aksi Nyata Budaya Positif di Kelas kami”  »»

Saturday, August 24, 2013

Update berita versi online semakin memanjakan pembaca, disinilah buktinya

Adakah arsip koran secara online? Ada. Buktinya, satu koran di Kalimantan Selatan telah menjadi pioner dengan menyuguhkan arsip edisi online. Apakah nyaman seperti edisi cetak? Relatif, tergantung dari sudut mana memandangnya. Bagi pembaca yang kuat penglihatannya, tidak mengapa berversi online ria. Namun bagi yang tidak bersahabat dengan versi online, sebaiknya versi media cetak saja. Hanya saja, bagi aktivis netter untuk keperluan referensi, ada baik dan mudahnya mencetak sendiri berdasarkan versi online. Bahkan kalau untuk scaning berita dengan cepat dan konfirmasi berita sangatlah tepat menggunakan versi online. Coba link disini untuk berita kalsel.
Apa ada yang lain? Setelah googling, rata-rata e-paper perlu login. Barangkali sebagian aktivis netter terganggu dengan adanya login tersebut. Nah, e-paper yang tidak perlu login akan terus diarsipkan nantinya diposting ini. Sebagian sudah didapat, coba link disini. Semoga semakin membantu!

Read more “Update berita versi online semakin memanjakan pembaca, disinilah buktinya”  »»

Thursday, August 22, 2013

Membuat "koran" edisi online

Update informasi semisal "koran" yang telah dibukukan dapat disajikan dalam e-paper. Termasuk kemungkinan membuat bagan organisasi yang susah ditampilkan secara rapi melalui muka website atau muka blog, dapat tampil elegan persis seperti bagan organisasi asli. Bentuk "koran' yang demikian juga disebut koran edisi online. Dulu memang masih susah pihak ketiga menyediakan fasilitas secara gratis. Sekarang sudah biasa, apalagi berkembang IT yang luar biasa dan sifatnya gratis. Meski gratis tapi menginspirasi bagi yang belum memahaminya. Terjawab sudah pertanyaan terdahulu, bagi yang menanyakan kapan dibuat e-paper atau bagan organisasi yang elegan, aktivis netter?. Link berikut disini sungguh menjawab pertanyaan tersebut.

Read more “Membuat "koran" edisi online”  »»

Monday, August 19, 2013

Cara membuat huruf a, i, dan u bertopi, pengganti aa, ii, dan uu

Mau menulis huruf bertopi di word, bagi pemula tentu merupakan persoalan tersendiri. Tapi jangan khawatir, selama masih hidup di dunia pasti akan menemukan jawaban bagi mereka yang mau membaca dan mencari ilmu. Daripada membukukan di tempat yang lain, lalu lupa menuliskan di blog ini, justru menambah pekerjaan dan mengurangi waktu untuk belajar yang lain. OK, inti cara membuat huruf a, i, dan u bertopi tekan ctrl+shift+6 secara bersamaan, lalu ketik a, i, atau u seperti yang dikehendaki. Kalau huruf besar, tekan shift a, i, atau u secara bersamaan.

Read more “Cara membuat huruf a, i, dan u bertopi, pengganti aa, ii, dan uu”  »»

Saturday, August 17, 2013

Sound Recorder dengan MP3MYMP3

Dari internet untuk semua, kata-kata yang pas bagi aktivis netter yang giat mengupdate informasi teknologi. Betapa tidak, dari informasi ngeblog hingga merekam suara sudah nyata-nyata berserakan di internet. Hanya saja, kadang-kadang sebagaian aktivis netter tidak punya waktu atau belum terinspirasi untuk browsing. Perlu cara cepat atau instan untuk mendapatkan informasi update. Untuk itulah, blog ini salah satu tempat yang dikunjungi oleh aktivis netter. Kali ini akan diketengahkan software perekam suara yang bernama MP3MYMP3. Kemudian dimana tempat downloadnya? Tempatnya disini. Semoga bermanfaat.

Read more “Sound Recorder dengan MP3MYMP3”  »»
 
 

Copyright  ©  UP DATE SUBANINDRO