ISRA’ DAN MI’RAJ
Oleh : Subanindro, S.Pd.*
Peristiwa yang luar biasa yang dialami oleh Nabi Besar Muhammad SAW. Betapa tidak. Hanya satu malam saja Nabi kita yang mulia berpindah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dilanjutkan ke sidratul muntaha. Menurut akal pikiran terasa tidak nyambung. Namun peristiwa tersebut bukan mimpi tapi nyata.
Baginda Nabi SAW diisra’kan (diperjalankan pada malam hari) dengan menaiki Buraq. Bukan sebangsa hewan bukan keledai dan bukan pula burung dan warnanya putih. Kemudian dimi’rajkan (naik ke langit sap 7) sampai dengan sidratul muntaha. Sebuah tempat dimana beliau diperlihatkan berbagai surga dan neraka. Beliau juga langsung menghadap Allah SWT. Ditempat tersebut Nabi kita SAW mendapatkan perintah shalat 5 waktu sehari semalam.
Ujian Keimanan
Sebenarnya adanya peristiwa ini mengandung ujian keimanan. Para sahabat Nabi SAW tidak sedikit yang jadi murtad setelah peristiwa itu. Tapi ada juga yang justru semakin kokoh. Seolah inilah hikmah yang terkandung dalam peristiwa tersebut. Namun yang harus diingat bahwa kita yang sekarang hidup pada jaman kapitalis ini tertantang untuk menjelaskan kepada dunia. Peristiwa tersebut meski kita hanya sekedar mendengarkan kisah dari Al Qur’an atau Hadits, tidak mengapa kita harus yakin 100% bahwa kejadian tersebut adalah benar adanya. Sumber yang terpercaya bagi kita hanyalah dari Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Sudah sangat jelas bahwa Al Qur’an dari Allah SWT. Firman-Nya (QS 46 : 2). Tanziilul kitaabi minallahi aziizil hakiim. (Diturunkan kitab Al Qur’an ini dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana). Hadits Nabi SAW harus kita ikuti. Dalam Al Qur’an dinyatakan : wamaa ataakumur rasuulu fakhudzuuhu. (Apa-apa yang disampaikan Rasul kepadamu maka ambillah). Dalam ayat lain : In huwa illa wahyui yuuha. (kecuali itu ia adalah wahyu yang telah diwahyukan).
Pelajaran Lain
Pertama, Allah SWT ingin menggembirakan kepada utusan-Nya setelah istrinya wafat (Siti Khadijah Al Kubra). Paman beliau sendiri yang juga telah wafat (Abu Thalib). Kita mengetahui Nabi kita SAW betapa beliau juga manusia yang pasti pernah sedih ditinggalkan orang-orang yang selama ini mengokohkan da’wahnya. Lalu nampak Nabi kita SAW direfreskan oleh Allah SWT yakni dengan cara yang dahsyat berupa refresing Isra’ Mi’raj yang tidak tanggung-tanggung. Subhanallah. Makanya, penting bagi kita adalah kita harus berimbang menyampaikan informasi, kadang kita juga harus menggembirakan, kadang kita juga biasa-biasa saja, tidak terlalu menyedihkan. Agar saudara-saudara kita mendapatkan suasana yang tambah iman. Imannya tambah kokoh. Sekali-kali saudara kita mungkin perlu refresing sehingga dalam otaknya akan semakin tambah semangat dalam hidup ini.
Kedua, Selain itu yang harus dicatat adalah ketika bearda di Masjidil Aqsa, Nabi kita SAW menjadi imam bagi para Nabi-nabi yang lain. Ini menunjukkan bahwa Nabi kita adalah menjadi pemimpin dunia dan akhirat. Artinya Nabi kita SAW yang membawa risalah Islam ini, kemudian Allah SWT mengokohkan Islam yang akan menyelimuti bumi lagi. Jika fakta sekarang berbeda maka kita harus mengupayakan agar fakta itu berubah sehingga Islam itu memimpin dunia dan atau menyelimuti bumi. Ini sekaligus tantangan bagi kita, sebagai ladang pahala bahwa kita termasuk yang tercatat mengusahakan agar Islam ini tegak di muka bumi. Islam tercermin dari pemerintahannya. Dalam Islam, sistem pemerintahan yang diridlai oleh Allah SWT adalah sistem khilafah Islamiyyah (Sistem Pemerintahan Islam bagi seluruh dunia atau juga dinamakan kepemimpinan umum kaum muslimin seluruh dunia). Sistem Khilafah Islamiyyah yang berdiri tegak berdasar manhaj kenabian. Informasinya adalah bahwa periodisasi jaman itu ada 5 (lima). Pertama, jaman kenabian dari Nabi Adam AS sampai Nabi SAW. Kedua, jaman khilafah Islamiyyah ala min hajinnubuwwah dari Khalifah Sayyidina Abu Bakar sampai dengan Khalifah Abdul Majid II. Ketiga, jaman pemerintahan yang dzalim. Keempat, jaman pemerintahan diktator/bengis. Kelima, akan ada lagi dengan izin Allah SWT sebuah pemerintahan Khilafah Islamiyyah ala minhajinnubuwwah. Informasi tadi disarikan dari HR Ahmad.
Ketiga, ketika dalam perjalanan baik dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa maupun dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha terdapat hikmah-hikmah yang diperlihatkan kepada Nabi kita SAW. Ini artinya sama dengan kita juga. Bahwa dalam perjalanan hidup ini terdapat hikmah-hikmah bagi orang-orang yang berakal. Jika kita jadi guru maka jadilah guru yang pintar mengambil hikmah dari anak-anak didiknya. Tanpa disadari perilaku anak-anak di kelas akan menjadi hikmah dan bisa digunakan sebagai bahan penelitian tindakan kelas. Ini adalah inspirasi dahsyat saudaraku. Lalu, sebagai siswa harusnya hikmah yang terjadi adalah semakin ditumbuhkan kesadarannya betapa gambaran yang jelek diakhirat kelak bagi anak-anak yang nakal, siksa di akhirat juga seperti itu adanya yang dperuntukkan bagi orang-orang yang nakal. Demikan juga gambaran bagi anak-anak yang baik maka ganjarannya adalah surga yang penuh kenikmatan. Untuk menjelaskan kepada anak-anak memang perlu trik khusus. Apa itu surga dan apa itu neraka? Surga adalah tempat balasan setelah matinya kita ditempat yang indah-indah penuh kenikmatan, semua kesukaan didunia ada disana oleh karena kita telah beriman dan beramal saleh alias menjadi hamba Allah yang benar. Neraka adalah tempat balasan setelah matinya kita ditempat yang jelek-jelek penuh siksa dan lebih kejam daripada siksa didunia oleh karena akibat didunia tidak beriman dan tidak beramal saleh alias tidak menjadi hamba Allah dengan benar.
Keempat, untuk membekaskan pengaruh hikmah dsb dipilih pada malam hari. Ini berarti segala sesuatu telah dipilih mengenai waktu pelaksanaan. Meskipun siang hari ada mengapa harus malam hari. Rupanya ini harus menginspirasi kita bahwa pada malam hari adalah tempatnya kita menjadwal sebelum esok tiba. Jika jadwal sudah dibuat untuk esok harinya, Insya Allah esok hari kita seharian akan sehat dan bugar. Nabi kita SAW pada saat setelah ada semalaman diisra’mi’rajkan ternyata badannya tidak terasa sakit bahkan sehat bugar dan bercerita kepada sahabatnya yakni Sayyidina Abu Bakar. Selanjutnya Sayyidina Abu Bakar dijuluki Ashshidiq karena telah membenarkan peristiwa/kejadian yang menakjubkan itu. Subhanallah.
Kelima, diperlihatkan macam-macam gambaran perilaku manusia dan akibatnya, seharusnya menjadikan kita semakin sadar dan terinspirasi. Misalnya jika kita menginginkan presentasi kita berhasil maka kita juga harus mempersiapkan visualisasi atau animasi sedetil-detilnya sehingga gambaran apa yang ingin kita presentasikan semain dekat dan mendekati kenyataan. Ujungnya akan membekas dilingkungan yang lebih besar lagi. Maka dan oleh karena itu, kita mulai sekarang harus belajar animasi dengan super komputer baru. Siapa mau?
*Guru SDNIBI Kota Banjarbaru
Email : informasi000@yahoo.co.id
0 comments:
Post a Comment