UP DATE SUBANINDRO
About Us



Want to be like you who have the spirit to master the internet from a slightly
 

Saturday, February 19, 2022

3.1.a.9. Koneksi Antarmateri-Subanindro

·         Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Bagi seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki filosofi Pratap Triloka maka akan mengambil keputusan dengan penuh tanggungjawab dan berpihak pada murid seperti yang ditegaskan Ki Hadjar Dewantara. Maka seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mempraktekkan ing ngarso sung tulodo, yang artinya ketika didepan memberikan suri tauladan, ing madya mangun karso yang artinya ketika ditengah membangun cita-cita dan semangat, tut wuri handayani yang artinya ketika dibelakang mendukungnya dan mengarahkannya. Dengan pandangan seperti inilah seorang pemimpin pembelajaran semakin mantap dalam pengambilan keputusan dengan penuh tanggungjawab dan memanusiakan manusia demi kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya.

 

·         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang telah tertanam dalam diri kita secara otomatis akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai kebajikan universal yang telah tertanam kuat dalam diri kita akan cenderung membawa alam pikiran atau pola pikir ke dalam tiga hal: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Berpikir Berbasis Hasil Akhir misalnya “saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang”. Berpikir Berbasis Peraturan misalnya “ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan”. Berpikir Berbasis Rasa Peduli misalnya “memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang Anda harapkan orang lain lakukan terhadap Anda”. Inilah pengaruh nyata dari nilai-nilai yang ada daam diri kemudian sampai pada bagaimana pengambilan keputusan diambil.

 

·         Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Dalam ilmu coaching, coachee dipandu untuk mengambil keputusan sendiri terhadap permasalahan yang dihadapi. Caoch hanya membantu bagaimana coachee berpikir terhadap permasalahan dengan jelas, ternyata kalau coachee mampu merefleksikan diri dengan baik maka akan terbuka solusi-solusi terbaik. Pada hakikatnya coachee dapat dengan sendiri menemukan solusi yang jitu. Misalnya saat menghadapi permasalahan di lapangan, pendamping atau fasilitator memberikan garis-garis besar terhadap diri kita sebagai pemimpin pembelajaran, agar pengambilan keputusan dapat dilakukan setelah melalui pertimbangan-pertimbangan matang sebagaimana 9 langah pengambilan dan pengujian keputusan.

 

·         Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dengan kemampuan pengelolaan sosial dan emosional yang dimiliki guru tentu akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Dengan keterampilan sosial seperti keterampilan berelasi yang matang akan memudahkan cara berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana kemampuan berempati juga dapat memudahkkan cara pengambilan keputusan. Dengan ketenangan dan kesadaran penuh (mindfullness) akan membantu dalam pengambilan keputusan. Demikian juga kesadaran diri, nilai penalaran dalam diri juga membantu bagaimana keputusan diambil dengan kepercayaan,  tanggungjawab dan berani.

 

·         Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Nilai-nilai yang telah dipercaya dan dianut oleh seorang pendidik akan digunakan saat dalam pembahasan studi kasus terutama yang berfokus pada masalah moral dan etika. Hal ini benar adanya. Sebab seorang pendidik tentu sudah selesai dengan moral dan etika sebelum memberikan solusi moral dan etika kepada orang lain. Pada saat membahas studi kasuspun ia akan gunakan nilai-nilai yang dianutnya untuk ditransferkan kepada orang lain termask kepada muridnya sendiri. Sedari dulu kita ingat, sifat dasar dari pendidik yaitu mewariskan ilmu dan nilai kepada peserta didiknya.

 

·         Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Bila pengambilan keputusan sudah setepat-tepatnya maka akan membawa implikasi atau dampak yang positif terhadap lingkungan, orang lain, peserta didik, diri sendiri, keluargan, masyarakat sekitar. Lingkungan akan menjadi positif, kondusif, aman dan nyaman karena keputusan yang diambil sudah setepat-tepatnya melalui pertimbangan dan kajian yang mendalam dan matang. Kita juga ingat bahwa semakin tajam analisa dan kajian terhadap situasi permasalahan terutama yang menyangkut dilema etika akan ada jalan moderat  yang berdampak pada kebaikan orang banyak. Singkatnya dengan pengambilan keputusan yang terbaik akan memberikan suasana sakinah atau ketenangan kepada pengambil keputusan dan lingkungannya.

 

·         Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Benar bahwa paradigma baru pengambilan keputusan yang berpihak pada murid pada awalnya akan menemui sedikit kesulitan, tetapi seiring dengan perubahan paradigma dimana ada  para penganjurnya, maka kesulitan-kesulitan itu akan ada solusinya. Apa yang pernah kita alami yaitu dilema etika dalam kasus nyata, akhirnya dapat terselesaikan. Orang tua  wali pun menjadi tenang kembali. Artinya pelajaran yang sangat penting disini adalah lingkungan kita akan berubah paradigmanya manakala kita pun sudah mengikuti paradigma baru yang berpihak pada murid, penumbuhan budi pekerti murid sejalan dengan solusi-solusi nila-nilai kebaikan yang dibawakan oleh seorang pendidik yang telah berparadigma berpihak pada murid.

 

·         Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Sangat berpengaruh pada upaya memerdekakan murid-murid kita dengan adanya pengambilan keputusan yang setepat-tepatnya. Kita ingat selalu bahwa murid-murid kita juga akan mencontoh pola pikir dan pola sikap gurunya (pendidik). Sejauh mana pengambilan keputusan dapat dirasakan manfaatnya bilamana penalaran murid-murid kita sudah beranjak dewasa. Hikmah itu letaknya paling akhir, tetapi penalaran itu dapat dijangkau oleh murid-murid kita meskipun masih sederhana tarafnya. Oleh karena itu, sebagai pendidik yang tercerahkan akan selalu mencerahkan murid-muridnya, berpihak pada murid dan memerdekakan murid-murid kita untuk terus berkembang menuju cita-cita tertingginya.

 

·         Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang telah tertanam ilmu pengambilan keputusan yang setepat-tepatnya berdasarkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, maka diyakini akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Karena apa yang dilakukan guru itu akan punya atsar (pengaruh) dalam hidup murid-muridnya. Apa yang disampaikan oleh gurunya akan terpatri dalam sanubari murid-muridnya. Apa yang diputuskan gurunya akan membawa implikasi kepada kematangan pribadi murid-muridnya. Apa yang ditanam gurunya seperti kebaikan-kebaikan, maka panennya (hasil akhir) dapat bersiklus baik, sebagai bagian amal jariyyah bagi gurunya. Murid-murid akan meneruskan kebaikan-kebaikan.

 

·         Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan dari modul pembelajaran 3.1 ini dalam rangka mempersiapkan pemimpin pembelajaran yang dalam pengambilan keputusan kini dan kedepannya untuk melalui pertimbangan, analisa yang matang dengan mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dasar-dasar penggunaaan 9 langkah tersebut, ternyata tetap menggunakan ilmu-ilmu dalam modul-modul sebelumnya, misalnya nilai-nilai universal yang harus tertanam terlebih dahulu dalam diri pengambil keputusan. Pengambil keputusan harus dilakukan dalam suasana yang berkesadaran penuh (mindfullness) ada pada modul sebelumnya (modul 2). Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab dan berpihak pada murid tentu ada pada jiwa yang memiliki pratap triloka Ki Hadjar Dewantara (modul 1). Dan semua modul menjadi bagian inti dari keseluruhan pemimpin pembelajaran kini dan mendatang. Kalau boleh dikatakan mantap sekali upaya yang ditanamkan kepada para pendidik yang mengikuti riwayat pembelajaran sebagai calon guru penggerak dan guru penggerak nantinya. Aamiin.

0 comments:

Post a Comment

 
 

Copyright  ©  UP DATE SUBANINDRO