MENCAPAI GOLONGAN IV E
Oleh : Subanindro, S.Pd.
Dalam dunia PNS, golongan tertinggi adalah IV E. Mencapai golongan IV E adalah dambaan bagi setiap PNS. Pertanyaannya adalah bagaimana triks atau langkah-langkah mencapai itu. Adakah cara-cara yang shortcut atau cara cepat dan halal, begitu. Bagi PNS pemula pasti menginginkan ilmu itu. Alasannya sederhana. Seharusnya ada sosialisasi dari pihak terkait itu. Kalau bangsa ini ingin maju maka harus ada terobosan sosialisasi semacam itu. Bertanya masalah ini sebenarnya bukanlah tabu, tetapi hak dari setiap PNS. Jangan sampai dikatakan lancang bertanya yang demikian itu. Bagi PNS yang kebetulan adalah guru, juga menginginkan ada terobosan itu. Apakah guru baik TK, SD, SMP, SMA atau sederajat juga memungkinkan mencapai golongan IV E. Golongan yang dianggap paling tinggi dalam karir PNS. Menurut informasi yang saya dengar bahwa golongan paling tinggi di Pemko, sementara ini diduduki oleh Sekda. Jabatan sekda adalah golongan tertinggi di pemerintahan daerah. Nah, berarti logika linear mengatakan kalau Anda ingin mencapai golongan IV E maka Anda harus menduduki jabatan Sekda begitu. Apakah tidak ada logika acak misalnya, perkecualian, bahwa setiap PNS ada kemungkinan untuk mencapai golongan IV E. Dugaan kuat saya adalah mencapai golongan IV E adalah hak bagi setiap PNS. Jadi bisa saja PNS mencapai itu asalkan dalam diri PNS ada semacam perkecualian. Dalam hal ini adalah prestasi yang luar biasa yang melebihi bangsa dan negara ini. Prestasi itu diakui oleh kebanyakan orang bahwa dirinya adalah layak menduduki posisi IV E itu. Orang akan segan dan akan memberikan kemudahan bagi karirnya. Karena memang potensi dan prestasi yang dimilikinya. Setiap pihak terkait memberikan kemudahan bagi dirinya. Semuanya mendapatkan angin-angin segar dari Allah SWT. Akhirnya segala urusan itu dilempangkan oleh-Nya. Setiap apa saja yang terkait dengan karir maka Allah adalah penolongnya. Apakah orang tersebut mendapatkan kesempatan dan tawaran yang bertubi-tubi dan mampu untuk memenuhinya dari pihak-pihak terkait. Itu adalah terobosan. Atau misalnya dirinya mendapatkan kesempatan untuk menjadi dosen luar biasa atau dosen tamu. Atau dirinya dipromosikan menjadi Sekda, siapa yang tahu. Karena dirinya memang pintar sepintar profesor atau doktor. Setiap bahasan ia kuasainya. Masalah penelitian ia kuasainya. Masalah teknologi informasi ia kuasainya. Ia memiliki web atau blog yang produktif. Ia memiliki jaringan yang sangat kuat. Ia sangat banyak bukunya. Apakah buku ilmiah, apakah buku fiksi atau nonfiksi ia pernah menulisnya. Buku-bukunya bertebaran dimana-mana. Buku besar atau buku kecil. Atau tulisan diberbagai mass media. Ia juga terlibat didalamnya. Orang akan menjuluki dia adalah suhu Indonesia. Orang berprestasi Indonesia dan bahkan ia akan menjadi tokoh dunia. Publikasi ilmiah, jurnal ilmiah ia kenal luar biasa. Ia termasuk orang yang berjasa luar biasa bagi pengembangan SDM di Indonesia. Tulisannya dipublikasikan mandiri atau berbasis jaringan. Setiap ucapan-ucapannya akan senantiasa di kasetkan bagi pendengarnya. Setiap mass media cetak atau elektronik akan menunggu komentar-komentarnya. Nah, tantangan orang seperti ini bukanlah mencapai golongan IV E. Tetapi yang ia cari sekarang adalah bagaimana ia akan mencapai dunia politik. Dunia politik yang akan menggiurkan dirinya bukan lagi masalah pangkat tetapi jabatan yang prestisius. Karena dalam sistem politik kapitalistik sekuleristik, orang-orang yang berprestasi akan dimakannya. Dimakan untuk menjadi mesin uang bagi pemilik modal. Pemilik modal akan membelinya. Dirinya akan dimakan oleh kapitalisasi global. Ia hanya mendapatkan jabatan tertinggi, namun ia menjadi jongos-jongos asing sang pemilik modal tadi. Orang yang berprestasi yang demikian itu akan berpikir dan dalam hatinya akan diputar-putar menurut situasi politik. Kapan ia akan menjadi pengusaha atau pemilik modal yang akan menggerakkan politik rakyat ini. Logika awalnya sudah hancur berantakan. Dominan pikirannya hanya berkutat pada kekuasaan dan politik. Pikiran untuk mencapai golongan IV E nyaris tak terpikirkan. Karena IV E uangnya juga sedikit, ujarnya. Yang paling enak sekarang adalah karir kekuasaan. Aji mumpung dalam sistem kaitalistik sekuler ini menjadi dominannya.
Sementara itu dalam lingkungan kerja akan didapati persoalan-persoalan internal. Persoalan yang muncul akibat tidak jelasnya antara hak-dan kewajiban. Wewenang yang harus disikapi dan dijalankan. Konsep yang belum matang yang turut melahirkan persoalan internal. Persaingan yang belum tentu melahirkan jiwa-jiwa sehat yang akan berdampak positif bagi kemajuan sistem. Pengelolaan sekolah yang tidak berjiwa enterpreneur atau memiliki jiwa wirausaha dan akan menjadi pengelola ekonomi maju. Seolah apa adanya dan tidak memikirkan kemajuan kesejahteraan bagi guru-gurunya. Memang pengelola pendidikan atau manajemen akan ditantang dalam hal ini. Apakah mau mundur seandainya tidak mencapai indikator-indikator itu, setelah kesempatan yang diberikan berpihak padanya. Dari sini mau tidak mau kita juga harus memperbaiki sistem di sekolah. Jangan sampai sekolah tersebut tidak memberi ilmu atau paling tidak memberikan inspirasi kepadanya. Seharusnya sekolah yang baik adalah yang mampu memberikan program kesejahteraan bagi guru-gurunya dan warga sekolah. Jangan sampai sekolah dibentuk untuk mewujudkan masa;ah internal baru yang berkepanjangan uang justru kontraproduktif terhadap kemajuan pendidikan. Terobosan-terobosan baru harus senantiasa dilakukan. Jangan sampai memanfaatkan tenaga yang ada. Justru terjadi kemunduran. Saya berpikir kalau sampai ada manajemen memanfaatkan guru-gurunya yang berakibat tidak profesional maka akan melahirkan bahaya. Manajemen harus berpikir dan berkonsep yang up date dan matang. Panduan secara teknis dan detil harus dikuasainya. Jangan sampai pikirannya justru mundur dan tidak menjadi pioner. Mudahan catatan saya ini membuka pikiran kita semua untuk lebih baik dan maju. Satu pertanyaan buat kita, adakah sisi lain dari kehidupan kita ini. Misalnya menulis produktif kemudian diakui oleh dunia.
Sekarang ini apakah Anda masih tertarik untuk mencapai golongan IV E. Kalau masih tertarik, terus berjuang. Sebaiknya Anda juga harus membuat modifikasi sendiri. Kalau perlu buatlah sampai IV Z. Siapa mau?
*Guru SDNIBI Kota Banjarbaru
Email : informasi000@yahoo.co.id
0 comments:
Post a Comment