Khutbah Idul Adha
'IDUL ADHA DAN PERSATUAN UMAT DIBAWAH NAUNGAN RIDHA ALLAH SWT
(Pelajaran Dari Pecahnya Sumur Lapindo Dan Gas Batola)
Oleh : Subanindro, S.Pd.*
10 DZULHIJJAH 1427 H / 31 DESEMBER 2006 M
MASJID NURUL JARIYAH
'IDUL ADHA DAN PERSATUAN UMAT DIBAWAH NAUNGAN RIDHA ALLAH SWT
(Pelajaran Dari Pecahnya Sumur Lapindo Dan Gas Batola)
Oleh : Subanindro, S.Pd.*
10 DZULHIJJAH 1427 H / 31 DESEMBER 2006 M
MASJID NURUL JARIYAH
بسم الله الر حمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
اَلله ُ اَكْبَرُ ×9 َلآاِلهَ اِلاَّ الله ُ وَالله ُ اَكْبَرُ اَلله ُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُ وَالله ُ اَكْبَرُ. صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ. وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْاَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُ وَلاَ نَعْبُدُ اِلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. َلآ اِلهَ اِلاَّ الله ُ وَالله ُ اَكْبَرُ اَلله ُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالى عَلى نِعَمِهِ الَّتِيْ لاَ تُعَدُّ وَلاَ تُحْصى. وَاَشْكُرُهُ عَلى عَطَائِهِ وَفَضِيْلَتِهِ لاَ تُبْرَى. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الهَ الاَّ الله ُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِىْ قَائِلَهَا مِنْ نَارِ الَّظى وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُصْطَفى صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ ذَوِى الْفَضْلِ وَالنُّهى وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَلله ُ اَكْبَرُ الله ُ اَكْبَرُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُ وَالله ُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوا الله َ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِموْنَ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ يَوْمَكُمْ هذَا يَوْمُ عِيْدٍ وَسُرُوْرٍ وَيَوْمُ بَهْجَةٍ وَحُبُوْرٍ. عَظَّمَ الله ُ قُدْرَهُ وَشَرَّفَهُ وَاَعْلى فِى الْاَنَامِ ذِكْرَهُ وَشَرَّفَهُ هذَا يَوْمُ ابْتَلى الله ُ اِبْرَهِيْمَ الْخَلِيْلَ حَيْثُ اَمَرَهُ بِذَبْحِ اِسْمَاعِيْلَ. فَامْتَثَلَ اَمْرَ رَبِّهِ طَائِمًا وَخَرَجَ بِايْنِهِ مُسَارِعًا. فَلَمَّا اَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِيْنِ وَنَادَيْنَاهُ اَنْ يَااِبْرَاهِيْمُ. قَدْ صَدَقْتَ الرُّؤْيَا اِنَّ كَذلكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ. اِنَّا هذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِيْنُ. وَجَاءَ جِبْرِيْلُ مِنَ الْجَنَّةِ بِالْكَبْشِ الَّذِىْ قَرَّبَهُ هَابِيْلُ فَذَبَحَهُ اِبْرَاهِيْمُ الْخَلِيْلُ فِدَاءَ وَلَدِهِ اِسْمَاعِيْلَ.
مَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bapak-Bapak/Ibu-Ibu dan Saudaraku Kaum Muslimin yang dimulyakan Allah SWT
اَلْحَمْدُ ِللهِ اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالى عَلى نِعَمِهِ الَّتِيْ لاَ تُعَدُّ وَلاَ تُحْصى. وَاَشْكُرُهُ عَلى عَطَائِهِ وَفَضِيْلَتِهِ لاَ تُبْرَى. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الهَ الاَّ الله ُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِىْ قَائِلَهَا مِنْ نَارِ الَّظى وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُصْطَفى صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ ذَوِى الْفَضْلِ وَالنُّهى وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَلله ُ اَكْبَرُ الله ُ اَكْبَرُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُ وَالله ُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوا الله َ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِموْنَ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ يَوْمَكُمْ هذَا يَوْمُ عِيْدٍ وَسُرُوْرٍ وَيَوْمُ بَهْجَةٍ وَحُبُوْرٍ. عَظَّمَ الله ُ قُدْرَهُ وَشَرَّفَهُ وَاَعْلى فِى الْاَنَامِ ذِكْرَهُ وَشَرَّفَهُ هذَا يَوْمُ ابْتَلى الله ُ اِبْرَهِيْمَ الْخَلِيْلَ حَيْثُ اَمَرَهُ بِذَبْحِ اِسْمَاعِيْلَ. فَامْتَثَلَ اَمْرَ رَبِّهِ طَائِمًا وَخَرَجَ بِايْنِهِ مُسَارِعًا. فَلَمَّا اَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِيْنِ وَنَادَيْنَاهُ اَنْ يَااِبْرَاهِيْمُ. قَدْ صَدَقْتَ الرُّؤْيَا اِنَّ كَذلكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ. اِنَّا هذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِيْنُ. وَجَاءَ جِبْرِيْلُ مِنَ الْجَنَّةِ بِالْكَبْشِ الَّذِىْ قَرَّبَهُ هَابِيْلُ فَذَبَحَهُ اِبْرَاهِيْمُ الْخَلِيْلُ فِدَاءَ وَلَدِهِ اِسْمَاعِيْلَ.
مَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
اَلله ُ اَكْبَرُ ×3 وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
Alhamdulillahirabbil 'alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam yang telah mengantarkan kita. Kita saat ini secara bersama-sama datang dan hadir di masjid yang mulia ini yakni Masjid Nurul Jariyah Komplek Zipur Guntung Payung Kota Banjarbaru, karena pada detik ini kita ditakdirkan oleh Allah SWT dan sudah menjadi qadha (keputusan) Allah SWT sehingga ini merupakan pilihan yang terbaik atas kita. Ini semua harus kita syukuri dan kita lakukan, dalam rangka mengikuti serangkaian ibadah shalat 'Idul Adha 1427 H. Ini juga kita lakukan karena sudah menjadi komitmen keislaman dan kebiasaan kita selaku orang yang beriman, orang islam, yang taat terhadap perintah, anjuran dan aturan Allah SWT. Kita meyakini bahwa ini adalah salah satu bekal terbaik kita sebelum menemui Allah SWT kelak. Kita selalu mengingatkan kepada diri kita bahwa ini adalah momen yang tepat dan suatu langkah yang cerdas untuk mencari ampunan dan keridhaan Allah SWT.
Kita sudah diingatkan dan dipresentasi oleh Allah SWT, agar kita selalu meningkatkan iman, dengan segera meraih ampunan Allah SWT dan kita senantiasa dihadirkan dan diberi informasi sekaligus gambaran dalam benak kita bahwa surga itu luasnya seluas langit dan bumi, khusus diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa (muttaqin), sebagaimana dalam firman-Nya :
•
Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (TQS Ali Imran [3] : 133)
اَلله ُ اَكْبَرُ ×3 وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
Sekarang ini, kita bersama-sama sampai disini biasanya dapat beragam awalnya. Awalnya mungkin lewat kalendar tahunan, misalnya, kita dapat mengetahui kapan shalat 'Idul Adha 1427 H harus diadakan dan dilakukan sehingga kita dapat merencanakan itu. Mungkin bagi kita yang diberikan karunia, berupa kesibukan pekerjaan misalnya, kita dapat mengetahui informasi kapan shalat 'Idul Adha itu melalui teman-teman kita atau yang lain. Bagi orang yang kebanyakan atau awam mungkin karena suasana kebatinan lingkungan yang mengajak berbondong-bondong memenuhi panggilan ini sehingga kita terpaksa tergerakkan untuk itu. Perasaan hati yang paling dalam kita mengatakan akan senantiasa melaksanakan shalat 'Idul Adha setiap tahunnya meskipun sebenarnya ibadah shalat ini hanya berhukum sunat mu'akad (sunat yang dianjurkan), ini kita lakukan atas dasar kesadaran pengabdian kita kepada Allah SWT. Karena faktor keimanan inilah yang mendorong kita berbuat dan bernilai lebih dan lebih baik lagi sehingga memiliki kemauan datang secara berbondong-bondong. Bahkan dengan panggilan iman Islam ini kita dapat menambah semangat baru, ibarat sebuah baterai, kita ini sedang ada program bersama charge (isi) rutin setiap setahun sekali, sehingga iman kita lebih kokoh dan selalu terpupuk di masa-masa mendatang. Suasana demikian, masa kini inilah dinamakan antusiasme (perasaan bersama penuh semangat). Jauh-jauh sebelumnya suasana keimanan atau jauhil imani ini diinspirasi oleh ayat Al Qur'an dalam surat An Nashr berikut :
••
Artinya : Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. (TQS An Nashr [110] : 2)
Alangkah indahnya suasana keislaman kita ini jika kita jaga dan senantiasa kita jalankan dengan penuh kebersamaan dan persatuan secara bersama umat Islam baik di tingkat lokal maupun internasional. Sudah tidak saatnya lagi kaum muslimin ini terpecah-pecah kemudian melumpuhkan potensi umat Islam yang demikian besar ini, hanya karena kepentingan kelompok tertentu atau justru kepentingan asing penjajah. Na'udzu billahi min dzalik. Namun sebaliknya kita harus menjadi pioner, contoh tauladan demi persatuan umat Islam secara hakiki. Jika kaum muslimin dengan segala potensinya mau bersatu Insya Allah Umat Islam meraih kejayaan lagi. Masalah bersatu ini kita kaum muslimin harus banyak melakukan pengorbanan yakni pengorbanan menghilangkan kepentingan egoisme atau kelompok tertentu dan dari memperturutkan hawa nafsu. Terkait pengorbanan ini kaum muslimin harus kembali merujuk pada Al Qur'anul Karim.
اَلله ُ اَكْبَرُ ×3 وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
Didalam al Qur'an telah diceritakan tentang pengorbanan oleh dua anak manusia teladan, seorang ayah dengan seorang anak tunggalnya yakni Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya, sebuah perintah yang tidak masuk akal pada jaman itu dan jaman sekarang ini. Perintah penyembelihan yang diterima oleh Nabi Ibrahim AS selama tiga malam berturut-turut yaitu tanggal 8, 9, dan 10 Dzulhijjah dengan sangat meyakinkan. Nabi Ibrahim AS dengan keimanannya yang cemerlang langsung menyampaikan perintah Allah SWT kepada putra tercintanya. Setelah diterimakan kepada Nabi Ismail AS, Nabi Ismail AS dengan keimanannya yang tinggi terhadap perintah Allah SWT tersebut kemudian diterimanya dengan ikhlas dan lapang dada (sami'na wa atha'na), lalu Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS melakukan perintah Allah SWT dengan sempurna, sebagaimana kisah itu diabadikan dalam surat Ash Shaffat ayat 102 :
Artinya : Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"(TQS Ash Shaffat [37] : 102)
Dari penggalan kisah dalam Al Qur'an itu kita dapat belajar bahwa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sama-sama memiliki kesadaran untuk memenuhi segala perintah Allah SWT dengan sempurna sekalipun harus mengorbankan sebuah nyawa putranya. Namun Allah SWT Zat yang Maha Adil dan Maha Bijaksana kepada manusia, tidak ada ceritanya kemudian Allah SWT berlaku dzalim kepada manusia. Dalam sejarah, diceritakan bahwa Nabi Ismail diselamatkan oleh Allah SWT dari ancaman maut, yakni dengan menggantinya dengan seekor kambing sembelihan. Subhanallah.
اَلله ُ اَكْبَرُ ×3 وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
Hari ini berjuta-juta kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia datang dan berkumpul di Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Semuanya bersatu, terpadu dalam menjalankan syari'at Allah ini. Laki-laki, perempuan, tua, muda, berkulit putih maupun kulit berwarna, semuanya datang memenuhi panggilan Allah, seraya berseru :
لَبَّيْكَ اللهمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
"Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, karunia dan kekuasaan hanyalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu."
Dalam jaman sekarang yang demikian terbuka ini, kita patut bertanya, dibalik ibadah ritual tahunan ini, sebenarnya ada apa sehingga umat Islam seluruh dunia tergerakkan untuk menunaikan ibadah haji ini. Secara serentak, jawabannya adalah karena haji merupakan syari'at Allah SWT, perintah Allah SWT. Hal yang sama hari ini kita juga berkumpul disini secara bersama dan terpadu untuk menyambut dan merayakan kemenangan ini, yakni hari raya 'Idul Adha. Jutaan kaum muslimin seluruh dunia mengumandangkan takbir, tahmid dan tasbih dengan mengikhlaskan diri hanya kepada Allah SWT, zat yang patuh diibadahi oleh kita semua. Itu kita laksanakan karena rangkaian hari raya ini mulai dari shalat 'Idul Adha, menyembelih hewan qurban baik berupa lembu, kambing dan unta adalah melaksanakan syari'at Allah SWT. Karena itu, sebagai orang muslim dan mukmin yang taat/baik tentu kita laksanakan segala perintah Allah SWT dan Rasul-Nya dengan sebaik-baiknya dan tentu saja menjahui segala yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya secara kompak juga. Jadilah masuk agama Islam secara kaffah (keseluruhan) baik ideologinya, politiknya, ekonominya, sosialnya, budayanya, militernya, hubungan luar negerinya dll. Janganlah kita ini selalu menyalahi dan menyelesihi perintah agama Islam ini. Jikalau kita lancang dan menyelesihi perintah agama Islam ini maka dipastikan kita semua mendapatkan siksaan yang pedih di akhirat kelak sebagaimana firman Allah :
Artinya : Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.(TQS An Nuur [24] : 63)
اَلله ُ اَكْبَرُ ×3 وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
Apa yang terjadi dan menimpa bangsa Indonesia ini, sebenarnya secara iman maka kita ini menyalahi dan menyelisihi perintah agama Islam, dan seperti yang kita lihat misalnya bencana luapan lumpur panas Lapindo yang ada di Sidoarjo hingga sekarang belum tuntas dan disana seperti yang digambarkan Allah SWT :
Artinya : Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya. (TQS Al Zalzalah [99] : 2)
Bahkan masalah yang hampir serupa terjadi di Batola Kalimantan Selatan dan mungkin daerah-daerah lain jikalau kita tidak mengindahkan hukum-hukum atau peraturan-peraturan Allah SWT khususnya masalah pengeboran. Kejadian yang menimpa Lapindo Brantas Ltd. cukup menjadi pelajaran bagi kita semua. Sebuah perusahaan 'nakal' yang menggali sumur gas tanpa memperhatikan amdal sama sekali. Kurang lebih hampir 9 bulan yang lalu Lapindo brantas Ltd. tidak bisa mengamankan panji sumur bor yang awalnya dikira hanya masalah sederhana dan sepele. Namun kini masalah ini menjadi fatal karena membawa malapetaka dan berbagai dampak buruk bagi penduduk sekitarnya. Hingga sekarang panji sumur bor tidak bisa ditutup kembali lantaran setiap detiknya sampai mengeluarkan lumpur sebanyak kurang lebih 3 kubik. Jika dihitung selama 24 jam saja lumpur sudah sampai sekitar 300.000 kubik. Dengan demikian dapat dibayangkan betapa kondisi Sidoarjo yang merupakan tempat pecahnya luapan lumpur ini.
Bahkan dalam perkembangannya tidak sekedar banjir lumpur tetapi adanya ledakan pipa gas milik Pertamina yang kebetulan dekat dengan pusat semburan lumpur Lapindo yang hingga kini sudah banyak memakan korban jiwa mulai dari banyaknya orang yang mengungsi akibat rumah-rumah mereka terendam oleh lumpur, alat-alat produksi semisal PLN, Telkom dan sejumlah pabrik-pabrik besar di Sidoarjo terancam aktivitasnya dan mengalami kerugian yang sangat besar. Pihak pengamanan di lokasi kejadian, rata-rata dari TNI pun ternyata luar biasa tadhiyah atau pengorbanannya hingga beberapa personelnya sampai meninggal dunia. Kita ucapkan Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun. Korban yang meninggal akibat meletusnya saluran pipa pemasok Gas terbesar di Jawa Timur itu-yang posisinya terletak dekat dengan pusat panji sumur bor dibuat goyah-tak kurang dari belasan orang. Kita do'akan supaya mereka–mereka yang telah menunaikan tugas mulia-yakni pengamanan itu-mendapatkan pahala yang besar disisi Allah SWT dan Keluarga Besar yang ditinggalkannya diberikan kesabaran dan keteguhan jiwanya. Ini semua diakibatkan pergeseran tanah yang anjlok sampai sekitar 60 cm. Bahkan, kabar terakhir yang diterima, korban masih banyak yang belum diketemukan karena terendam lumpur. Pergerakan tanah, yang memicu terjadinya ledakan, sebenarnya sudah termonitor alat onshore receiving facility (ORF) di Porong, Sidoarjo sejak tiga pekan sebelumnya.
Di daerah dekat kita di permukiman penduduk Desa Barambai Kolam Kanan Kabupaten Batola Kalimantan Selatan, juga harus dijadikan pelajaran bahwa ada masyarakat yang awalnya melakukan eksplorasi ringan seperti penggalian sumur bor yang tidak terencana dengan baik. Hanya karena ingin memiliki sumber mata air yang banyak dan tidak mengalami kekurangan air di musim kemarau panjang, seorang kepala keluarga yang ingin melangsungkan hajatan besar untuk pernikahan anaknya itu melakukan pengeboran sumur dengan kedalaman lebih dari 50 meter, pengeboran yang tidak sesuai dengan acuan batas maksimal pengeboran yang diperbolehkan oleh Dinas Pertambangan saat ini. Meskipun lumpur dan gas yang keluar dari sumur ini tidak seberbahaya dengan di Sidoarjo namun setidaknya membuat daerah itu menjadi banjir lokal dan membuat sebagian warga menjadi panik. Masalah yang ada di Batola ini patut untuk dijadikan sebuah kasus pelanggaran dalam perspektif Islam khususnya dalam pandangan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang sahih (benar). Kasus yang terjadi baik di Sidoarjo maupun di Batola adalah merupakan contoh kasus akibat dari kelalaian dan kecerobohan manusia masakini.
اَلله ُ اَكْبَرُ ×3 وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
مَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kasus yang terjadi diatas sebenarnya dapat dikembalikan pada empat hal. Pertama, status kepemilikan tanah (yang dibor) masing-masing, baik pusat sumur panji di Sidoarjo maupun sumur di Batola dalam pandangan Islam. Kedua, hukum pengeboran tanah dalam pandangan Islam. Ketiga, perintah pengeboran yang wajib ditaati. Keempat, perubahan status kepemilikan.
مَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Pertama, Status Kepemilikan Tanah
Terkait status kepemilikan tanah (yang dibor), maka Islam telah memberikan jawaban bahwa status kepemilikan tanah itu ada tiga kategori. Kategori pertama, status tanah itu milik pribadi. Kategori kedua, status tanah itu milik umum. Kategori ketiga, status tanah itu milik negara. Jika diselidiki, ternyata status tanah yang dibor diatas keduanya sama-sama milik pribadi.
Kedua, Hukum Pengeboran Tanah
Adapun hukum pengeboran tanah dapat dijelaskan sebagai berikut. Islam menjawab bahwa tanah digali atau dibor sebenarnya mubah-mubah saja alias diperbolehkan saja asalkan mengikuti maksud, tujuan dan aturan yang dibenarkan syara'. Karena itu, hukum pengeboran tanah adalah mubah atau boleh. Menurut syara', seorang khalifah (Kepala Negara Daulah Khilafah Islamiyah) tentu dibenarkan mensahkan aturan detail tentang pengeboran tanah dan aturan tersebut memastikan mengikat rakyat/warga negara secara keseluruhan.
Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (TQS Ar Rahman [55]: 33).
Jika faktanya sekarang aturan detail tentang itu belum ada dan belum diterapkan maka kita harus menyiapkan draf format secara baik dan berlaku up date (dapat diperbarui) tentangnya sesuai dalil syari'at yang terkuat.
Dari draft format aturan detail tentang pengeboran, disana harus disebutkan bahwa:
1. Batas kedalaman pengeboran secara umum harus ditentukan
Misalnya, menurut kesepakatan para pakar geologi bahwa batas kedalaman pengeboran yang diperbolehkan itu maksimum 50 meter, tentu khalifah harus mempertimbangkan baik-baik informasi atau masukan tersebut kemudian khalifah menetapkan dalam draft nantinya. Secara konkrit, jika masyarakat nantinya memerlukan air atau membuka sumur baru maka wajib mengacu aturan ini.
2. Batas kedalaman pengeboran secara khusus
Hal ini diperuntukkan bagi kegiatan pengeboran/eksplorasi tanah untuk mencari sumber energi alternatif yang dilakukan negara, umpamanya Gas Bumi dll. Prosedur pengamanan pengeboran diberikan seketat-ketatnya demi keselamatan alam dan jiwa manusia.
Inspirasi Al Qur'an menegaskan :
•• ••
Artinya : Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah membunuh manusia seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia Telah memelihara kehidupan manusia semuanya (TQS [5] : 32).
اَلله ُ اَكْبَرُ ×3 وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
Ketiga, Perintah Pengeboran Yang Wajib Ditaati
Adapun terkait siapa perintah pengeboran yang wajib ditaati maka jawaban yang sahih adalah sebagai berikut. Secara syar'i, dalam negara Khilafah Islam diketahui bahwa khalifah itu daulah atau negara itu sendiri. Dari sini dapat dipahami bahwa seorang Khalifah memiliki hak secara khusus yang tidak dimiliki oleh selainnya. Hak itu misalnya, seorang khalifah diperbolehkan menetapkan dan mengadopsi Hukum Islam yang tergali dari Al Qur'an dan As Sunnah secara benar (ijtihad) berkenaan dengan masalah pengeboran tanah. Jika kemudian khalifah dengan hasil ijtihadnya mengatakan bahwa setiap individu selaku pemilik tanah diperbolehkan menggali tanah untuk keperluan tertentu sesuai aturan detail tentang pengeboran tanah maka para pemilik tanah tersebut bebas memilih antara menggali tanah atau membiarkan tanahnya. Hal inilah yang kemudian dikatakan bahwa ketetapan, keputusan dan perintah Khalifah harus wajib ditaati baik secara lahir maupun batin. Dengan demikian, perintah pengeboran yang wajib ditaati adalah khalifah. Jika perusahaan besar atau tukang bor biasa tadi diperintahkan oleh Khalifah untuk mengebor tanah dengan tujuan tertentu yang dibenarkan Syara' maka tidak ada masalah.
اَلله ُ اَكْبَرُ ×3 وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
Keempat, Perubahan Status Kepemilikan
Meski seandainya/awalnya milik pribadi, jika kemudian tanah/barang hasil pengeboran misalnya gas alam, air dll dengan jumlah yang sangat besar didapatkan maka secara otomatis dalam perspektif Islam tanah/barang-barang tadi status kepemilikannya berubah menjadi milik umum. Hanya saja pengelolaan selanjutnya diback up (dihendel) dan diserahkan kepada negara yang diperuntukkan demi kesejahteraan masyarakat secara luas.
Dalilnya adalah berikut ini. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw. Bersabda : "Tiga hal yang tidak akan pernah dilarang (untuk dimiliki siapa pun) yaitu air, padang dan api". Dalam hadits ini yang disebutkan hanya tiga yakni air, padang dan api. Hanya saja ketiganya mengandung illat (pembangkit hukum) dari segi, bahwa ketiga-tiganya sama-sama merupakan kebutuhan umum. Oleh karena itu, illat tersebut akan berputar mengikuti ma'lul (yang dikenai illat)-nya, baik ketika ada dan tidaknya. Sehingga apa saja yang bisa diberlakukan sebagai kebutuhan (kepentingan) umum, maka dianggap milik umum, baik berupa air, padang, api ataupun bukan, yakni baik disebutkan di dalam hadits tersebut maupun tidak.
مَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bapak-Bapak/Ibu-Ibu dan Saudaraku Kaum Muslimin yang dimulyakan Allah SWT
Apa yang terjadi di Sidoarjo dan di Batola, disana perintah itu muncul dari pemiliknya sendiri berikut kelalaian dan kecerobohannya. Seharusnya mereka banyak belajar Islam atas ketidaktahuan mereka selama ini atau karena kita yang memang kurang menyampaikan ilmu ini kepada mereka. Cukuplah ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Semoga kita di kemudian hari berbuat demi kemaslahatan manusia secara keseluruhan dengan cara melakukan pengorbanan dengan mencampakkan kepentingan ego sendiri atau profit oriented (orientasi keuntungan) dunia semata dan lebih mengedepankan persatuan umat dan meyakini Hukum-Hukum Allah SWT yakni hukum–hukum Islam itu sendiri. Karena hukum yang terbaik adalah hukum-hukum dibawah naungan Ridha Allah SWT.
•
Artinya : Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
بَارَكَ الله ُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْايَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُ مِنِّىْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA 'IDUL ADHA
اَلله ُ اَكْبَرُ ×7 َلآ اِلهَ اِلاَّ الله ُ وَالله ُ اَكْبَرُ اَلله ُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الْعَفُوِّ الْغَفُوْرِ. اَلَّذِيْ جَعَلَ يَوْمَ الْعِيْدِ يَوْمَ السُّرُوْرِ. اَشْهَدُ اَنْ َلآ اِلهَ اِلاَّ الله ُ الشَّكُوْرُ الْمَشْكُوْرِ. وَاَشْهَدُ انَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ الْمَبْعُوْثُ لِاِزَالَةِ كُلِّ دَيْجُوْرٍ. اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الَّذِيْ اَرْسَلْتَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ بِالْمِلَّةِ السَّمْحَاءِ وَالشَّرْعِ الْمَيْسُوْرِ وَالِهِ وَاَصْحَابِه الَّذِيْنَ خَفِقَ بِهِمْ لِوَاءُ الْإِسْلَامِ فِيْ اِنْحَاءِ رُبْعِ الْمَعْمُوْرِ.
اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَاللهِ اِنَّ اَكْيَسَ التُّقى وَاِنَّ اَحْمَقَ الْحُمْقِ الْفُجُوْرُ. واِنَّ مِنَ الْكِيَاسَةِ النَّظَرَ فِىْ عَوَاقِبِ الْاُمُوْرِ. وَاِنَّ مِنَ الظِّرَافَةِ صَرْفُ الْاَوْقَاتِ الْفَاضِلَةِ فِيْ طَلَبِ الْاُجُوْرِ. وَاِنَّ اَعْقَلَ النَّاسِ مَنْ صَرَفَ اَنْفَاسَهُ فِيْمَا هُوَ بِه مَأْمُوْرٌ. وَاِنَّ مِنْ اَعْظَمِ الْمَأْمُوْرَاتِ تَقْوَى اللهِ بِفِعْلِ الْمَعْمُوْرِ وَاجْتِنَابُ الْمَحْظُوْرِ فَاتَّقُوا الله َ وَلاَ يَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغُرُوْرُ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ الله َ اَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْمِ عَلَى نَبِيِّهِ وَوَعَدَكُمْ عَلَيْهِمَا بِالْجَزَاءِ الْمَوْفُوْرِ. فَاَكْثِرُوْا مِنْهُمَا مَااسْتَطَعْتُمْ فِيْ سَاعَاتِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ بِلَا فُتُوْرٍ. اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ وَبَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِالدِّيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِىَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقى وَالْعَفَافَ وَالْغِنى وَالاِسْتِقَامَةَ وَحُسْنَ الْخَاتِمَةِ. رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَ ابَالنَّرِ.
عِبَادَاللهِ! اِنَّ الله َ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا الله َ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَالله ُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
اَلْحَمْدُ للهِ الْعَفُوِّ الْغَفُوْرِ. اَلَّذِيْ جَعَلَ يَوْمَ الْعِيْدِ يَوْمَ السُّرُوْرِ. اَشْهَدُ اَنْ َلآ اِلهَ اِلاَّ الله ُ الشَّكُوْرُ الْمَشْكُوْرِ. وَاَشْهَدُ انَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ الْمَبْعُوْثُ لِاِزَالَةِ كُلِّ دَيْجُوْرٍ. اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الَّذِيْ اَرْسَلْتَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ بِالْمِلَّةِ السَّمْحَاءِ وَالشَّرْعِ الْمَيْسُوْرِ وَالِهِ وَاَصْحَابِه الَّذِيْنَ خَفِقَ بِهِمْ لِوَاءُ الْإِسْلَامِ فِيْ اِنْحَاءِ رُبْعِ الْمَعْمُوْرِ.
اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَاللهِ اِنَّ اَكْيَسَ التُّقى وَاِنَّ اَحْمَقَ الْحُمْقِ الْفُجُوْرُ. واِنَّ مِنَ الْكِيَاسَةِ النَّظَرَ فِىْ عَوَاقِبِ الْاُمُوْرِ. وَاِنَّ مِنَ الظِّرَافَةِ صَرْفُ الْاَوْقَاتِ الْفَاضِلَةِ فِيْ طَلَبِ الْاُجُوْرِ. وَاِنَّ اَعْقَلَ النَّاسِ مَنْ صَرَفَ اَنْفَاسَهُ فِيْمَا هُوَ بِه مَأْمُوْرٌ. وَاِنَّ مِنْ اَعْظَمِ الْمَأْمُوْرَاتِ تَقْوَى اللهِ بِفِعْلِ الْمَعْمُوْرِ وَاجْتِنَابُ الْمَحْظُوْرِ فَاتَّقُوا الله َ وَلاَ يَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغُرُوْرُ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ الله َ اَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْمِ عَلَى نَبِيِّهِ وَوَعَدَكُمْ عَلَيْهِمَا بِالْجَزَاءِ الْمَوْفُوْرِ. فَاَكْثِرُوْا مِنْهُمَا مَااسْتَطَعْتُمْ فِيْ سَاعَاتِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ بِلَا فُتُوْرٍ. اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ وَبَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِالدِّيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِىَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقى وَالْعَفَافَ وَالْغِنى وَالاِسْتِقَامَةَ وَحُسْنَ الْخَاتِمَةِ. رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَ ابَالنَّرِ.
عِبَادَاللهِ! اِنَّ الله َ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا الله َ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَالله ُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
*Guru SDNIBI Kota Banjarbaru
Email : informasi000@yahoo.co.id
Email : informasi000@yahoo.co.id
0 comments:
Post a Comment